Ekspansi Alibaba di Indonesia Melalui Anak Perusahaan yang Menguasai Ekonomi Digital
Alibaba, raksasa e-commerce asal Cina, tengah mengembangkan sayapnya ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Lewat beragam strategi, Alibaba berupaya menguasai sektor-sektor vital ekonomi digital Indonesia.
Salah satu cara ampuh yang dilakukan Alibaba adalah dengan menanamkan investasi pada startup-startup teknologi tanah air. Beragam anak perusahaan langsung maupun tidak langsung Alibaba kini sudah menjamur di Indonesia.
Mari kita lihat lebih detail anak-anak perusahaan Alibaba yang kini beroperasi di Indonesia!
Anak Perusahaan Alibaba di Indonesia
Lazada
Lazada adalah perusahaan e-commerce yang beroperasi di 6 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Lazada resmi menjadi anak perusahaan Alibaba pada tahun 2016 setelah diakuisisi dengan nilai akuisisi $1 miliar.
Kemudian pada tahun 2017, Alibaba kembali menginvestasikan $1 miliar ke Lazada. Tak puas sampai di situ, pada tahun 2018 Alibaba kembali menggelontorkan dana sebesar $2 miliar ke Lazada.
Dengan total investasi mencapai $4 miliar dalam kurun 3 tahun, kini Alibaba menguasai 83% saham Lazada.
Tokopedia
Selain Lazada, Alibaba juga merupakan investor di Tokopedia, marketplace terbesar kedua di Indonesia setelah Shopee.
Pada tahun 2017, Alibaba berinvestasi secara eksklusif dalam pendanaan Seri F Tokopedia senilai $1,1 miliar. Kemudian pada tahun 2018, Alibaba kembali memimpin putaran pendanaan Seri G Tokopedia, lagi-lagi senilai $1,1 miliar.
Total investasi Alibaba di Tokopedia mencapai $2,2 miliar. Meski belum menguasai mayoritas saham seperti di Lazada, investasi besar-besaran tersebut menunjukkan komitmen Alibaba terhadap pasar Indonesia.
Bukalapak
Sebelum melantai di bursa saham lewat IPO pada Agustus 2021, Alibaba sudah lebih dulu masuk ke Bukalapak. Melalui anak perusahaannya Ant Group, Alibaba menggenggam 17,4% saham Bukalapak.
Setelah IPO dan meraup dana segar senilai $1,5 miliar, porsi kepemilikan Alibaba di Bukalapak sedikit menurun menjadi 13,05%. Meski begitu, Alibaba tetap menjadi pemegang saham terbesar di Bukalapak.
DANA
Selain e-commerce, Alibaba juga merambah fintech di Indonesia lewat investasi di dompet digital DANA. Alibaba masuk lewat Ant Financial yang bekerja sama dengan Emtek meluncurkan DANA di Indonesia pada 2018.
Hingga kini, DANA telah diunduh lebih dari 30 juta kali di Play Store dan App Store. DANA menjadi salah satu dompet digital terpopuler di Indonesia.
Akulaku
Alibaba kembali mengincar sektor fintech lewat investasinya di Akulaku pada 2019. Kali ini Alibaba masuk lewat Ant Group dalam putaran pendanaan Akulaku.
Akulaku sendiri merupakan fintech yang menyediakan layanan pembiayaan secara online untuk pembelian barang. Hingga kini, Akulaku telah melayani lebih dari 10 juta pengguna di Indonesia.
Alibaba Cloud
Tak ketinggalan, Alibaba juga mengembangkan sayapnya di bidang cloud computing di Indonesia lewat Alibaba Cloud. Alibaba Cloud merupakan lini bisnis Alibaba Group di bidang infrastruktur TI dan cloud.
Alibaba Cloud berencana meluncurkan teknologi canggih seperti server GPU dan teknologi komputasi tinggi di Indonesia pada tahun 2023. Langkah ini menunjukkan komitmen kuat Alibaba untuk menguasai pasar cloud computing Indonesia.
Strategi Ekspansi Alibaba di Indonesia
Dari uraian anak perusahaan Alibaba di atas, terlihat jelas bahwa raksasa asal Cina ini menerapkan strategi ekspansi agresif di Indonesia. Beberapa poin penting strategi Alibaba di Indonesia antara lain:
Melakukan akuisisi dan investasi besar-besaran ke berbagai perusahaan rintisan di Indonesia. Total nilai investasi Alibaba di Indonesia diperkirakan telah mencapai lebih dari $10 miliar.
Fokus mengincar sektor-sektor strategis seperti e-commerce, fintech, dan cloud computing. Ketiganya merupakan urat nadi ekonomi digital masa kini dan masa depan.
Berupaya menguasai pangsa pasar e-commerce Indonesia yang sangat besar dan menjanjikan. Hingga kini, Alibaba Group menguasai platform e-commerce terbesar (Lazada) dan terbesar kedua (Tokopedia) di Indonesia.
Mengembangkan ekosistem digital terintegrasi, mulai dari belanja online, fintech, hingga cloud. Ekosistem ini memudahkan Alibaba mengukuhkan dominasinya di Indonesia.
Dampak Kehadiran Alibaba di Indonesia
Kehadiran Alibaba di Indonesia memiliki sejumlah dampak signifikan, baik positif maupun negatif, antara lain:
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekosistem digital Indonesia ke level yang lebih matang. Investasi besar-besaran Alibaba menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan inovasi startup Indonesia.
Persaingan antar perusahaan e-commerce dan fintech menjadi semakin ketat dan kompetitif. Konsumen diuntungkan dengan munculnya lebih banyak promo dan inovasi layanan.
Di sisi lain, kekuatan pasar Alibaba yang dominan berisiko memukul startup lokal hingga gulung tikar. Beberapa laporan menyebutkan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat kerap dilakukan perusahaan besutan Alibaba.
Indonesia harus berhati-hati agar tidak tergantung berlebihan pada satu pemain asing. Pemerintah perlu menciptakan regulasi yang mendorong tumbuhnya ekosistem digital yang sehat, adil, dan berdaya saing global.
Kesimpulan
Lewat beragam anak perusahaan yang telah menjamur di Indonesia, Alibaba Group berhasil menguasai sektor-sektor vital dalam perekonomian digital Indonesia.
Kehadiran Alibaba sejauh ini telah mendorong pertumbuhan ekosistem digital tanah air. Namun, tantangan besar terkait praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia.
Dengan regulasi yang tepat, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari kehadiran pemain global seperti Alibaba untuk mencapai pertumbuhan ekonomi digital yang cepat dan inklusif.
Comments