Asuhan Keperawatan Holistik pada Anak Dengan Diare: Dari Pengkajian Sampai Intervensi
Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi diare pada balita mencapai 8,0% . Angka ini cukup tinggi dan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk perawat.
Sebagai tenaga kesehatan, perawat memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus diare pada anak. Perawat harus memiliki kompetensi dalam melakukan asuhan keperawatan secara holistik, mulai dari pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi.
Melalui artikel ini, kita akan membahas asuhan keperawatan pada anak dengan diare secara lengkap dan komprehensif. Simak baik-baik ya Sobat!
Pendahuluan
Sebelum masuk ke pembahasan, mari kita pahami terlebih dahulu tentang diare.
Diare adalah kondisi terjadinya peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) dengan konsistensi tinja yang lebih cair dari biasanya. Pada anak, diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi lembek sampai cair lebih dari 3 kali dalam sehari.
Diare merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Menurut data WHO, diperkirakan sekitar 1,7 miliar kasus diare terjadi setiap tahun pada anak di bawah 5 tahun, dan menyebabkan sekitar 525.000 kematian.
Di Indonesia, diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi, dengan prevalensi mencapai 300-700 kasus per 1000 penduduk per tahun. Angka kematian bayi akibat diare mencapai 300-500 per 100.000 kelahiran hidup.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare pada anak antara lain dehidrasi, gangguan elektrolit, gizi buruk, hingga syok hipovolemik. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi fatal.
Nah, berikut ini pembahasan lengkap mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan diare ya!
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah pertama dan terpenting dalam proses keperawatan. Melalui pengkajian, perawat bisa mengumpulkan data subjektif dan objektif yang dibutuhkan untuk menentukan masalah keperawatan.
Pengkajian pada anak dengan diare meliputi:
Anamnesis
Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin.
Riwayat penyakit saat ini:
- Kapan diare mulai terjadi
- Frekuensi BAB dalam sehari
- Konsistensi tinja (cair, setengah cair, atau padat)
- Adanya lendir/darah pada tinja
- Keluhan lain seperti mual, muntah, demam, nyeri perut.
Riwayat penyakit terdahulu:
- Riwayat diare sebelumnya
- Penyakit infeksi atau alergi
- Hospitalisasi
Riwayat kesehatan keluarga:
- Anggota keluarga yang mengalami diare
- Riwayat penyakit menular dalam keluarga
Riwayat nutrisi:
- Pemberian ASI atau susu formula
- Frekuensi dan jumlah pemberian ASI/susu
- Jenis makanan tambahan yang diberikan
- Nafsu makan anak
Riwayat eliminasi:
- Frekuensi BAK dan karakteristik urine
- Riwayat sembelit sebelum diare
Pencegahan:
- Kebersihan diri dan lingkungan
- Pemberian imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: lemas, gelisah, tidak kooperatif.
Tanda-tanda vital:
- Suhu: hipotermi/hipertermi
- Nadi: bradikardi/takikardi
- Pernapasan: bradipnea/takipnea
- Tekanan darah
Antropometri:
- Berat badan
- Tinggi badan
- Status gizi (berat badan menurut umur)
Kepala: sakit kepala, nyeri tekan sinus, mata cekung.
Mulut: mukosa kering, lidah kotor.
Leher: pembesaran kelenjar getah bening.
Dada: retraksi dinding dada.
Abdomen: kembung, nyeri tekan.
Genitalia: diaper rash.
Ekstremitas: edema, turgor kulit buruk.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
- Darah lengkap
- Elektrolit (Na, K, Cl)
- Albumin
- Pemeriksaan tinja
Radiologi: foto rontgen abdomen
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, selanjutnya perawat bisa menetapkan diagnosa keperawatan. Beberapa contoh diagnosa keperawatan pada anak dengan diare antara lain:
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat.
Defisiensi volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare.
Ketidakefektifan eliminasi: diare berhubungan dengan infeksi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, diare, dan intake makanan tidak adekuat.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan diare yang sering.
Ketidakmampuan orang tua merawat anak sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Intervensi Keperawatan
Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai. Beberapa contoh intervensi pada anak dengan diare:
1. Personal hygiene
- Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah BAB/BAK.
- Jaga kebersihan daerah genitalia dan sekitar bokong.
- Ganti popok/diaper sesering mungkin.
2. Pemenuhan nutrisi
- Berikan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
- Lanjutkan pemberian ASI pada bayi dan anak.
- Berikan oralit sesuai anjuran untuk mencegah dehidrasi.
- Berikan makanan bergizi seimbang yang mudah dicerna.
- Berikan multivitamin jika diperlukan.
3. Pemantauan pola eliminasi
- Monitor jumlah intake dan output cairan.
- Monitor frekuensi dan konsistensi BAB.
- Monitor tanda-tanda dehidrasi.
4. Pencegahan dan penanganan dehidrasi
- Berikan oralit sesuai kebutuhan dan kondisi anak.
- Monitor turgor kulit, membran mukosa, dan fontanel.
- Kolaborasi pemberian IV fluid jika dehidrasi berat.
5. Edukasi pencegahan diare
- Jelaskan tentang ASI eksklusif dan gizi seimbang.
- Ajarkan cara mencuci tangan yang benar.
- Anjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
- Anjurkan untuk menyelesaikan rangkaian imunisasi.
Evaluasi Keperawatan
Langkah terakhir dalam proses keperawatan adalah evaluasi, untuk menilai keefektifan intervensi yang telah dilakukan. Beberapa kriteria evaluasi pada anak dengan diare:
- Frekuensi BAB menurun.
- Tinja sudah terbentuk, tidak cair lagi.
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
- Berat badan stabil/meningkat.
- Oral intake adekuat.
- Orang tua mampu merawat anak dengan diare.
Bila evaluasi menunjukkan kondisi anak yang memburuk atau tidak membaik, maka perawat harus segera melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
Demikian pembahasan lengkap mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan diare, mulai dari pengkajian, diagnosis, intervensi, hingga evaluasi.
Diare pada anak merupakan kondisi yang cukup serius karena berisiko menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lainnya. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat diperlukan.
Perawat memegang peran vital dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus diare pada anak. Dengan memiliki kompetensi dalam asuhan keperawatan yang holistik, diharapkan perawat dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare pada anak di Indonesia.
Referensi
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
UNICEF Indonesia. 2012. Pencegahan dan Penanganan Diare pada Anak. Jakarta: UNICEF Indonesia.
Dinkes Provinsi DKI Jakarta. 2018. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Jakarta: Dinkes Provinsi DKI Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
WHO. 2017. Ending Preventable Child Deaths from Pneumonia and Diarrhoea by 2025. Switzerland: WHO.
Perry, A.G., Potter, P.A., dan Ostendorf, W.R. 2022. Clinical Nursing Skills & Techniques. Edisi 10. Missouri: Elsevier.
Comments