Berapa Gaji yang Bisa Didapat saat Bekerja di Pabrik di Jepang?
Bekerja di luar negeri seperti Jepang memang menjadi impian banyak orang. Selain pengalaman bekerja di negara maju, gaji yang ditawarkan tentu jauh lebih besar daripada bekerja di Indonesia.
Khususnya untuk pekerjaan di pabrik atau manufaktur, gaji yang ditawarkan di Jepang sangat menggiurkan. Lantas, seberapa besar sih gaji yang bisa kita dapatkan saat bekerja di pabrik atau manufaktur di Jepang?
Yuk simak informasi lengkapnya di artikel ini!
Gaji Pekerjaan di Pabrik dan Manufaktur Jepang
Gaji pekerjaan di pabrik dan manufaktur di Jepang tentu bervariasi tergantung dari jenis pekerjaannya. Namun secara umum, berikut adalah perkiraan upah kerja di pabrik Jepang:
Tenaga Produksi
Tenaga produksi adalah pekerja yang bertugas di lini depan produksi pabrik seperti operator mesin, assembler, dll.
Upah rata-rata untuk tenaga produksi di pabrik Jepang adalah sekitar 160.000 yen per bulan atau sekitar Rp21.300.000 jika dihitung dengan kurs 1 yen = Rp133.
Teknisi
Teknisi bertugas melakukan perbaikan mesin, peralatan, atau fasilitas produksi di pabrik.
Gaji rata-rata untuk teknisi di pabrik Jepang adalah sekitar 200.000 yen per bulan atau sekitar Rp26.600.000.
Supervisor
Supervisor bertanggung jawab mengawasi proses produksi di pabrik. Mereka biasanya sudah berpengalaman dalam bidang manufaktur.
Upah rata-rata untuk supervisor di pabrik Jepang adalah sekitar 250.000 yen per bulan atau sekitar Rp33.250.000.
TKI Magang
Bagi TKI magang yang baru pertama kali bekerja di Jepang, upah minimalnya adalah 90 ribu yen per bulan atau sekitar Rp9.270.000.
Rata-rata Upah Pekerja Pabrik di Jepang
Secara rata-rata, seseorang yang bekerja full-time di pabrik atau manufaktur di Jepang biasanya berpenghasilan sekitar 351.000 JPY per bulan atau sekitar Rp37.217.928 jika dihitung dengan kurs 1 yen = Rp133.
Jadi ya, kisaran gaji untuk pekerja pabrik di Jepang berada di rentang Rp9 juta hingga Rp37 juta per bulan tergantung posisi dan lokasi kerjanya.
Faktor yang Memengaruhi Besaran Gaji
Meski begitu, besaran gaji yang diterima pekerja pabrik di Jepang juga dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya:
Pengalaman Kerja
Semakin berpengalaman, tentu gaji yang ditawarkan juga semakin tinggi. Supervisor dan teknisi biasanya mendapat gaji lebih tinggi karena mereka sudah punya pengalaman kerja di bidang manufaktur.
Keterampilan
Pekerja dengan keterampilan khusus seperti kemampuan teknis juga biasanya mendapat gaji lebih tinggi, misalnya teknisi mesin.
Jenis Industri dan Perusahaan
Gaji pekerja pabrik di perusahaan besar seperti Toyota tentu akan lebih tinggi daripada di perusahaan kecil. Begitu juga dengan jenis industrinya, semakin kompleks proses produksinya, gaji yang ditawarkan biasanya juga lebih tinggi.
Lokasi Pabrik
Kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka biasanya memiliki standar upah minimum yang lebih tinggi, sehingga gaji pekerja pabrik di kota-kota tersebut juga cenderung lebih besar.
Jadi wajar saja bila ada variasi gaji untuk pekerjaan yang sama di pabrik Jepang tergantung faktor-faktor di atas.
Perbandingan Gaji Kerja Pabrik Jepang dan Indonesia
Jika kita bandingkan dengan upah minimum di Indonesia, gaji kerja di pabrik Jepang memang jauh lebih menggiurkan.
Sebagai contoh, Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2023 adalah Rp4,6 juta. Bandingkan dengan upah kerja pabrik di Jepang yang rata-rata sekitar Rp37 juta per bulan.
Tentu saja tingkat hidup di Jepang juga jauh lebih tinggi, sehingga gaji yang besar tersebut juga sepadan.
Namun tetap saja, penghasilan pekerja pabrik di Jepang jauh lebih besar daripada pekerja dengan posisi yang sama di Indonesia.
Selain gaji, perlu juga diperhatikan peraturan jam kerja di Jepang yang ketat. Jam kerja resmi pekerja di Jepang maksimal 8 jam per hari dan 40 jam per minggu.
Kerja lembur diizinkan paling banyak 15 jam per minggu, 45 jam per bulan, atau 360 jam per tahun. Ini jauh lebih ketat daripada aturan kerja lembur di Indonesia.
Selain itu, pekerja di Jepang juga mendapat jatah cuti tahunan atau hari libur yang cukup banyak, sekitar 10-20 hari.
Di Indonesia, jatah cuti tahunan untuk pekerja baru biasanya hanya 12 hari per tahun.
Jadi selain gaji yang lebih besar, kesejahteraan pekerja pabrik di Jepang juga lebih terjamin dengan peraturan kerja yang ketat tersebut.
Pertimbangan Lain Sebelum Bekerja di Pabrik Jepang
Meski menggiurkan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan pindah kerja ke pabrik di Jepang, di antaranya:
Biaya Hidup di Jepang
Biaya hidup di Jepang termasuk tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo. Upah minimum yang besar tersebut sepadan dengan harga sewa apartemen, makanan, dan kebutuhan lain yang mahal.
Budaya Kerja
Budaya kerja di Jepang sangat disiplin dan kompetitif. Pekerja diharapkan berdedikasi penuh dan bekerja ekstra keras demi perusahaan. Bisa jadi sangat berbeda dengan budaya kerja di Indonesia.
Rasa Kesepian
Bekerja di negara orang tentu akan membuat kita merasa kesepian, apalagi jika belum fasih berbahasa Jepang. Dukungan keluarga dan teman juga tidak ada. Perlu persiapan mental yang matang.
Jadi sebelum memutuskan, pertimbangkan juga faktor-faktor tersebut. Lakukan riset mendalam terhadap perusahaan dan kota tempat bekerja untuk meminimalkan risiko kegagalan.
Kesimpulan
Bekerja di pabrik Jepang memang sangat menjanjikan dengan gaji bulanan rata-rata sekitar Rp37 juta, jauh di atas UMP Indonesia. Namun, pastikan Anda siap dengan tekanan budaya kerja dan biaya hidup di Jepang.
Lakukan persiapan matang baik fisik, mental, maupun finansial sebelum memutuskan pindah kerja ke Jepang. Dengan persiapan yang baik, pengalaman bekerja di Jepang bisa menjadi awal yang baik untuk meraih karir dan kehidupan yang lebih mapan di masa depan.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk bekerja di pabrik di Jepang setelah membaca artikel ini? Jika ya, mulailah persiapkan diri dari sekarang. Kuasai keterampilan yang dibutuhkan dan pelajari budaya serta bahasa Jepang.
Dengan motivasi yang kuat dan persiapan matang, saya yakin Anda bisa meraih karir impian di Jepang. Semangat dan jangan menyerah!
Comments