Apa Itu GERD? Penjelasan Lengkap tentang Penyakit Asam Lambung Naik
GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, penyakit yang satu ini sebenarnya cukup umum dialami. GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esophagus) dan menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan.
Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita dari berbagai kelompok usia. Menurut data, sekitar 20% populasi di Indonesia pernah mengalami gejala GERD. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring dengan gaya hidup masyarakat yang kurang sehat saat ini.
Lantas, sebenarnya apa sih GERD itu? Apa penyebab dan gejalanya? Bagaimana cara mendiagnosis dan mengobati GERD? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Penyebab GERD
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk pahami dulu penyebab terjadinya GERD.
Secara normal, ada semacam "pintu" atau sfingter di bagian bawah kerongkongan yang berfungsi menjaga agar asam lambung tidak naik ke kerongkongan. Namun pada penderita GERD, sfingter ini melemah sehingga tidak bisa menutup dengan baik.
Akibatnya, asam lambung jadi bisa naik ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi. Beberapa faktor yang bisa memicu melemahnya sfingter ini antara lain:
- Kehamilan - Hormon progesterone yang meningkat saat hamil bisa melemahkan sfingter esofagus
- Obesitas - Berat badan berlebih bisa meningkatkan tekanan pada perut dan mendorong asam lambung naik
- Merokok - Merokok bisa menurunkan tonus otot sfingter esofagus
- Konsumsi alkohol, kafein, dan makanan tertentu - Alkohol, kafein, makanan berlemak, pedas, dan asam bisa memperburuk gejala GERD
- Hiatus hernia - Kondisi di mana bagian dari lambung menonjol ke dalam rongga dada dan mendorong asam lambung naik
- Obat-obatan tertentu - Seperti ibuprofen dan obat antikolesterol
- Stres - Stres bisa meningkatkan produksi asam lambung
Nah, itu dia beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya GERD.
Gejala GERD
Lantas, apa saja sih tanda-tanda yang menunjukkan seseorang mungkin menderita GERD?
Berikut adalah gejala-gejala umum GERD:
Rasa terbakar di dada (heartburn)
Ini adalah gejala paling klasik GERD. Rasa terbakar ini muncul akibat iritasi oleh asam lambung di kerongkongan. Biasanya terasa di bagian tengah dada dan bisa menjalar ke leher.
Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati juga bisa menjadi gejala GERD, meski tidak selalu. Biasanya muncul rasa nyeri tajam di bagian atas perut.
Merasa perut kembung
Kembung juga kerap dirasakan penderita GERD karena adanya gas dari lambung yang ikut naik.
Mual dan muntah
Asam lambung yang naik bisa memicu mual dan dalam kasus parah bahkan muntah.
Batuk kronis
Asam lambung yang naik bisa mengiritasi tenggorokan dan memicu batuk kronis, terutama saat berbaring.
Sesak napas
Serangan asam lambung juga bisa memicu sesak napas pada sebagian orang.
Sakit tenggorokan
Tenggorokan terasa sakit dan gatal akibat iritasi asam lambung.
Rasa asam di mulut
Asam lambung yang naik bisa memberi rasa asam di mulut.
Gigi terasa ngilu
Gigi bisa terasa ngilu karena asam lambung yang naik mengiritasi gusi.
Nah, itu dia beragam gejala umum yang bisa menandakan seseorang mungkin menderita GERD. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter ya!
Diagnosis GERD
Lalu, bagaimana caranya dokter mendiagnosis GERD?
Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis GERD, di antaranya:
Anamnesis
Dokter akan menanyakan riwayat gejala yang dialami dan faktor risiko pasien. Jika gejala sesuai dengan GERD dan tidak ada tanda-tanda penyakit lain, diagnosis GERD sudah bisa ditegakkan.
Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa leher, perut, dan dada untuk melihat ada tidaknya kelainan fisik yang mungkin menyebabkan gejala.
Endoskopi
Pemeriksaan menggunakan kamera fleksibel yang dimasukkan lewat mulut untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung. Dapat mendeteksi iritasi atau peradangan akibat GERD.
Manometri esofagus
Mengukur tekanan dan gerakan otot di sepanjang esofagus. Bisa mendeteksi adanya gangguan pada sfingter esofagus bawah penyebab GERD.
pH monitoring esofagus
Melakukan pemantauan pH esofagus selama 24 jam untuk melihat berapa sering dan seberapa parah asam lambung naik.
Foto rontgen
Dilakukan dengan meminumkan barium untuk melihat ada tidaknya kelainan anatomi seperti hiatus hernia.
Tes empedu
Tes empedu berguna untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti penyakit kandung empedu yang juga bisa menyebabkan gejala serupa GERD.
Dokter akan memilih satu atau beberapa pemeriksaan di atas berdasarkan kondisi dan gejala pasien. Dengan kombinasi anamnesis dan pemeriksaan penunjang, diagnosis GERD dapat ditegakkan.
Pengobatan GERD
Setelah GERD berhasil didiagnosis, langkah selanjutnya tentu menjalani pengobatan. Pengobatan GERD biasanya melibatkan 2 pendekatan, yaitu:
1. Perubahan gaya hidup
Beberapa perubahan gaya hidup yang disarankan antara lain:
- Menghindari faktor pemicu gejala GERD seperti makanan berlemak, pedas, cokelat, alkohol, dan rokok
- Menurunkan berat badan jika overweight atau obesitas
- Makan dalam porsi kecil tapi sering
- Menghindari makan dalam 2-3 jam sebelum tidur
- Meninggikan posisi kepala saat tidur dengan bantal ekstra
- Olahraga secara teratur
- Mengurangi stres dengan meditasi atau yoga
2. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang biasa diresepkan untuk GERD:
Antasida seperti magnesia atau kalsium karbonat. Bekerja dengan menetralkan asam lambung.
Obat penurun asam lambung seperti famotidine dan ranitidine. Bekerja dengan menghambat produksi asam lambung.
Proton pump inhibitors (PPIs) seperti omeprazole dan esomeprazole. Bekerja dengan mengurangi sekresi asam lambung secara lebih efektif.
Prokinetik seperti metoclopramide dan domperidone. Bekerja dengan mempercepat pengosongan lambung.
Obat pelindung mukosa seperti sucralfate. Membentuk lapisan pelindung di kerongkongan dari serangan asam lambung.
Obat-obatan tersebut harus diresepkan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Minum obat secara rutin dan patuh pada aturan pakai yang dianjurkan.
Komplikasi Jika Tidak Diobati
Mengapa GERD penting untuk segera diobati? Jika dibiarkan, GERD bisa menimbulkan komplikasi kesehatan yang lebih serius, di antaranya:
Esophagitis
Peradangan pada lapisan kerongkongan akibat paparan asam lambung secara terus menerus.
Struktur esofagus
Luka atau robekan pada kerongkongan karena iritasi kronis.
Perdarahan esofagus
Pembuluh darah esofagus bocor menyebabkan perdarahan.
Kanker esofagus
Paparan asam lambung jangka panjang meningkatkan risiko kanker esofagus.
Komplikasi paru-paru
Seperti infeksi saluran napas akibat asam lambung yang masuk ke saluran napas.
Maka dari itu, jangan abaikan gejala GERD ya. Segera periksakan diri ke dokter dan jalani pengobatan yang dianjurkan. Dengan pengobatan yang tepat, gejala GERD bisa dikendalikan dan komplikasinya dicegah.
Kesimpulan
Itulah pembahasan lengkap seputar GERD atau asam lambung naik. GERD merupakan kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan akibat melemahnya sfingter esofagus.
Gejalanya antara lain heartburn, nyeri ulu hati, kembung, mual, batuk, dan lain-lain. GERD didiagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan beberapa tes penunjang bila diperlukan.
Pengobatannya meliputi perubahan gaya hidup dan konsumsi obat-obatan. Jika tidak ditangani, GERD bisa berisiko menimbulkan komplikasi kesehatan yang lebih parah.
Nah, semoga artikel ini bisa menjawab pertanyaan "GERD itu apa?" dan memberi informasi berguna tentang penyakit asam lambung naik ini. Jaga kesehatan ya!
Comments