10 Penyebab Utama Nyeri pada Paha dan Cara Mengatasinya
Pernahkah kamu merasakan nyeri pada paha yang membuat susah bergerak? Nyeri paha memang bisa bikin aktivitas jadi terganggu, apalagi kalau kamu suka olahraga atau punya rutinitas yang mengharuskan banyak berjalan.
Nyeri pada paha bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang ringan sampai yang cukup serius. Makanya, penting buat ketahui penyebab nyeri paha agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Di artikel ini, gue bakal jelasin 10 penyebab utama nyeri paha yang perlu lo ketahui. Selain itu, gue juga bakal kasih tips cara mengatasi nyeri paha di rumah. Yuk, simak penjelasannya!
10 Penyebab Utama Nyeri Paha
1. Keseleo
Salah satu penyebab paling umum nyeri paha adalah keseleo. Kondisi ini terjadi gara-gara otot paha tertarik berlebihan hingga robek sedikit.
Keseleo bisa terjadi karena gerakan yang tiba-tiba saat olahraga atau jatuh dengan posisi kaki terkilir. Rasa sakitnya biasanya muncul secara tiba-tiba dan terasa sangat nyeri di bagian paha atas atau bawah.
2. Kram Otot
Kram otot juga bisa bikin paha terasa nyeri. Kram otot terjadi saat otot paha mendadak mengalami kontraksi yang kuat dan tak terkendali.
Kram otot pada paha umumnya disebabkan karena kekurangan cairan tubuh, kelelahan otot, atau minimnya asupan mineral seperti kalium dan magnesium. Rasa sakitnya bisa sangat nyeri dan menyebabkan otot terasa kaku.
3. Tekanan Saraf pada Paha
Saraf yang mengalami tekanan di paha juga bisa menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini biasanya disebabkan karena adanya penyempitan di tulang belakang, sehingga menekan saraf yang melewati paha.
Selain nyeri, penderita biasanya juga merasakan mati rasa, kesemutan, atau rasa baal pada paha dan kaki. Dalam kasus yang parah, penderita bahkan bisa mengalami kesulitan menyeimbangkan tubuh.
4. Neuropati Perifer
Neuropati perifer atau kerusakan pada sistem saraf juga bisa menyebabkan nyeri paha. Kondisi ini terjadi lantaran saraf sensorik yang berfungsi mengirimkan sinyal dari otak ke anggota tubuh mengalami gangguan.
Akibatnya, penderita akan merasakan sensasi abnormal seperti kesemutan, kebas, mati rasa, hingga nyeri di area tubuh tertentu termasuk paha. Rasa nyerinya bisa konstan atau kambuh.
5. Cedera
Cedera akibat kecelakaan atau aktivitas fisik berlebihan juga kerap bikin paha terasa nyeri. Misalnya, terkilir saat olahraga, jatuh dari motor, atau terbentur benda keras di area paha.
Cedera bisa mengakibatkan memar, robekan otot, atau patah tulang di area paha. Rasa sakitnya bisa sangat nyeri tergantung parah tidaknya cedera yang dialami.
6. Turun Berok
Turun berok atau turunnya organ dalam ke bawah perut juga bisa memicu nyeri paha. Kondisi ini terjadi ketika organ seperti usus atau kandung kemih turun melewati celah otot di perut.
Gejala turun berok selain nyeri paha adalah nyeri hebat di perut bagian bawah, susah buang air besar atau buang air kecil, hingga benjolan di sekitar alat kelamin.
7. Batu Saluran Kemih
Batu atau kristal yang terbentuk di dalam ginjal lalu menuruni saluran kemih bisa juga menyebabkan nyeri paha. Kondisi ini disebut dengan batu ginjal.
Batu ginjal bisa bikin paha terasa nyeri, terutama bagian pangkal paha dekat alat kelamin. Nyeri biasanya makin parah saat buang air kecil.
8. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi pada saluran kemih seperti kandung kemih atau uretra juga bisa memicu nyeri paha. Bakteri penyebab infeksi menyebar dan menimbulkan peradangan di sekitar saluran kemih.
Selain nyeri paha, penderita juga biasanya mengalami nyeri saat buang air kecil disertai keinginan buang air kecil yang sering dan terburu-buru.
9. Patah Tulang Pinggul
Patah tulang di area pinggul juga bisa menyebabkan nyeri paha. Cedera ini biasanya disebabkan karena kecelakaan atau jatuh dengan pantat lebih dulu menghantam lantai.
Selain nyeri hebat di paha, penderita juga akan merasakan nyeri yang menjalar ke bokong, punggung bawah, hingga perut bagian bawah. Gerakan paha juga akan terbatas.
10. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis adalah kondisi di mana usus turun melewati celah lemah pada otot perut bagian bawah yang disebut kanal inguinal.
Gejalanya adalah benjolan di dekat alat kelamin disertai rasa nyeri dan kram pada perut bagian bawah dan paha. Rasa sakitnya akan bertambah parah saat buang air besar atau batuk.
Nah, itu dia 10 penyebab utama nyeri paha yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami nyeri paha yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter agar penyebab pastinya bisa diketahui.
Gejala yang Dirasakan
Nyeri paha memang bisa disebabkan beragam hal. Tapi, ada beberapa gejala umum yang biasanya dirasakan penderita, seperti:
- Rasa sakit tajam atau kram di area paha.
- Otot terasa pegal atau kaku saat digerakkan.
- Paha terasa baal atau mati rasa.
- Bengkak atau pembengkakan di area paha.
- Kesulitan saat berjalan karena nyeri.
Selain nyeri di area paha, beberapa kondisi tertentu juga bisa menyebabkan gejala lainnya. Misalnya, demam tinggi pada infeksi, buang air kecil berdarah akibat batu ginjal, hingga benjolan di dekat alat kelamin pada hernia.
Gejala lain ini penting untuk diperhatikan agar bisa membantu menentukan penyebab pasti dari nyeri paha yang dialami.
Kapan Perlu ke Dokter
Nyeri ringan di paha kadang bisa sembuh dengan istirahat dan kompres. Tapi, ada kalanya nyeri paha perlu ditangani lebih serius dengan memeriksakan diri ke dokter.
Kapan harus ke dokter jika nyeri paha? Berikut beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai:
- Nyeri paha yang berlangsung lebih dari 1-2 hari.
- Disertai demam tinggi dan tanda infeksi lainnya.
- Mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Setelah mengalami cedera parah di paha.
- Disertai gejala lain seperti benjolan di alat kelamin.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera bawa diri ke dokter. Jangan menunggu terlalu lama, karena beberapa penyakit seperti infeksi bisa memburuk jika tidak cepat ditangani.
Cara Mengatasi Nyeri Paha
Sementara menunggu jadwal ke dokter, ada beberapa cara alami yang bisa dicoba untuk meredakan nyeri paha di rumah:
1. Istirahatkan Otot yang Sakit
Beri waktu otot-otot paha untuk istirahat dengan membatasi aktivitas fisik yang berlebihan. Usahakan untuk tidak terlalu banyak berjalan dulu jika paha terasa nyeri.
2. Kompres Es
Kompres es atau handuk dingin bisa membantu mengurangi rasa nyeri dan peradangan pada otot paha. Lakukan kompres selama 10-15 menit sebanyak 2-3 kali sehari.
3. Minum Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen bisa meredakan nyeri paha. Baca petunjuk dosis dan aturan pakainya sebelum mengonsumsi obat.
4. Lakukan Fisioterapi
Fisioterapi seperti peregangan, pijat, dan terapi panas dingin bisa membantu melonggarkan otot paha yang tegang. Bisa dilakukan sendiri atau minta bantuan fisioterapis jika nyerinya parah.
5. Olahraga Teratur
Olahraga ringan seperti bersepeda statis atau berenang bisa menguatkan otot dan sendi di sekitar paha. Pastikan untuk melakukan pemanasan dan pendinginan agar otot tidak kram.
6. Hindari Gerakan yang Memberatkan
Jangan memaksakan diri untuk melakukan gerakan yang bisa memperparah kondisi paha, seperti jongkok, angkat beban berat, atau lari.
7. Perbaiki Postur Tubuh
Duduk dan berdiri dengan postur tubuh yang benar bisa membantu mengurangi tekanan pada sendi dan otot paha. Gunakan kursi dengan sandaran punggung saat duduk.
Nah, itu dia beberapa cara sederhana yang bisa dicoba untuk meredakan nyeri paha di rumah. Jika nyerinya tidak juga membaik dalam 1-2 hari, segera periksakan ke dokter ya.
Kesimpulan
Nyeri paha bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari cedera ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Jika mengalami nyeri paha yang tidak kunjung sembuh, jangan diabaikan dan segera konsultasikan dengan dokter.
Dengan penanganan yang tepat, nyeri paha yang disebabkan oleh keseleo, kram otot, atau cedera ringan umumnya bisa sembuh. Sedangkan nyeri paha karena penyakit yang lebih serius mungkin memerlukan pengobatan khusus.
Selalu perhatikan gejala-gejala yang menyertai nyeri paha agar penyebabnya bisa cepat diketahui. Jaga pola makan, istirahat cukup, dan hindari gerakan yang memberatkan paha saat sedang dalam masa penyembuhan. Semoga informasi ini bisa berguna ya!
Comments