Artikel Kesehatan

5 Penyebab Utama Bayi Tidak Buang Air Besar dan Cara Mengatasinya

Buang air besar adalah proses penting bagi bayi dalam mengeluarkan sisa makanan yang tidak terserap oleh tubuh. Bayi yang tidak buang air besar dalam jangka waktu lama berisiko mengalami sembelit atau konstipasi. Konstipasi pada bayi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri perut, hingga penurunan berat badan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab dan cara mengatasi bayi yang tidak buang air besar.

Dalam artikel ini, kita akan bahas 5 penyebab utama bayi tidak buang air besar dan cara mengatasinya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya!

1. Asupan Makanan yang Tidak Seimbang atau Tidak Sesuai Usia

Salah satu penyebab paling umum bayi tidak buang air besar adalah pola makan yang tidak seimbang atau tidak sesuai dengan usia. Bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan sebaiknya hanya diberi ASI eksklusif. ASI mengandung serat alami yang dapat merangsang pergerakan usus dan membantu proses buang air besar.

Sebaliknya, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) terlalu dini dapat menyebabkan saluran pencernaan bayi belum siap menerima makanan padat. Akibatnya, makanan tidak dapat dicerna dengan baik dan menyebabkan bayi sulit buang air besar.

Selain itu, jenis MPASI yang salah seperti makanan yang terlalu halus, kurang serat, atau kekurangan lemak sehat juga bisa jadi penyebabnya. Oleh karena itu, pastikan pemberian makan pada bayi sudah sesuai dengan usianya dan kebutuhan nutrisinya.

2. Alergi atau Ketidakcocokan terhadap Susu Formula

Penyebab lain bayi susah buang air besar adalah alergi atau ketidakcocokan pada jenis susu formula. Zat tertentu dalam susu sapi seperti laktosa dan protein susu sapi bisa memicu reaksi alergi pada beberapa bayi.

Gejala alergi susu formula antara lain kolik, muntah-muntah, diare, hingga sembelit. Oleh karena itu, jika bayi mengalami gejala tersebut setelah mengonsumsi susu formula tertentu, sebaiknya segera ganti dengan susu formula hipoalergenik.

Atau, konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan alergi susu sapi pada bayi. Dokter dapat memberikan rekomendasi susu formula khusus yang aman dikonsumsi bayi dengan alergi susu sapi.

3. Gangguan Sistem Pencernaan atau Masalah Kesehatan

Gangguan pada sistem pencernaan bayi juga bisa menjadi penyebab bayi susah buang air besar. Beberapa contoh gangguan sistem pencernaan antara lain refluks asam lambung, iritasi usus, hingga infeksi pada saluran pencernaan.

Selain itu, kondisi kesehatan tertentu seperti hipotiroid bawaan, cystic fibrosis, atau kelainan pada usus besar juga berisiko menyebabkan bayi susah buang air besar. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter anak jika buang air besar bayi tidak membaik meski sudah mengubah pola makan.

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada organ pencernaan bayi atau tidak. Jika perlu, dokter juga akan memberikan obat pelancar buang air besar yang aman untuk bayi.

4. Kurangnya Gerakan atau Aktivitas Fisik

Frekuensi dan pola buang air besar bayi juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik mereka. Bayi yang kurang digerakkan cenderung lebih jarang buang air besar dibandingkan bayi yang aktif bergerak.

Hal ini karena gerakan tubuh dapat merangsang kerja otot-otot usus dan memperlancar peristaltik usus. Kurangnya gerakan pada bayi juga berisiko menyebabkan kelebihan berat badan yang memicu masalah buang air besar.

Beberapa cara meningkatkan aktivitas fisik pada bayi antara lain pijat bayi, menggendong dan jalan-jalan, latihan menggerakkan tangan dan kaki secara teratur, serta melakukan senam bayi sederhana. Orang tua juga perlu memberikan waktu agar bayi dapat bergerak bebas di lantai dengan aman dan nyaman.

5. Dehidrasi atau Kekurangan Cairan Tubuh

Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh juga berpotensi menyebabkan bayi susah buang air besar. Hal ini karena tubuh memerlukan cairan yang cukup untuk melumasi usus dan melancarkan proses buang air besar.

Gejala dehidrasi pada bayi di antaranya mulut dan bibir kering, mata cekung, tangis tanpa air mata, hingga popok kering dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencegah dehidrasi, pastikan bayi mendapatkan asupan cairan yang cukup dari ASI atau susu formula.

Selain itu, cuaca panas juga meningkatkan risiko dehidrasi. Sehingga, saat cuaca panas, frekuensi menyusui harus lebih sering dan berikan tambahan cairan seperti air putih atau jus buah tanpa gula.

Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Buang Air Besar

Jika bayi tidak buang air besar dalam 3 hari atau lebih, segera lakukan langkah-langkah berikut untuk membantu memperlancar buang air besar:

1. Pijat Perut Bayi

Pijat lembut pada perut dapat merangsang pergerakan usus dan memperlancar buang air besar. Pijat dengan gerakan memutar di sekitar perut bayi secara berulang selama 5-10 menit. Lakukan pijatan ini rutin 2-3 kali sehari.

2. Ganti Susu Formula

Jika diduga karena alergi susu, segera berikan susu formula hipoalergenik. Atau, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi susu formula lain yang lebih cocok untuk bayi.

3. Lakukan Gerakan pada Bayi

Selain pijatan, lakukan senam atau gerakan kaki seperti mengayun-ayunkan kaki bayi secara lembut. Gerakan ini dapat merangsang peristaltik usus.

4. Ganti Menu Makanan

Perbanyak makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan yang dihaluskan. Kurangi makanan yang mengandung tepung dan berpati. Pastikan tekstur makanan sesuai dengan usia bayi.

5. Konsultasi Dokter

Jika dalam 1-2 hari bayi belum buang air besar juga, segera bawa ke dokter anak. Dokter akan memeriksa apakah ada kelainan pada organ pencernaan bayi atau tidak.

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Segera bawa bayi ke dokter anak jika mengalami gejala berikut:

  • Bayi tampak kesakitan atau menangis saat buang air besar
  • Frekuensi buang air besar < 2 kali dalam seminggu
  • Buang air besar berdarah
  • Demam tinggi, muntah-muntah, hingga diare disertai susah buang air besar
  • Perut bayi terlihat kembung dan keras

Kondisi tersebut bisa jadi indikasi masalah kesehatan serius seperti infeksi atau obstruksi usus. Sehingga, konsultasi dan penanganan dokter sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Mengidentifikasi penyebab bayi tidak buang air besar sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan seperti sembelit. Beberapa penyebab utama susah buang air besar pada bayi antara lain pola makan yang salah, alergi susu, gangguan pencernaan, kurang aktivitas fisik, dan dehidrasi.

Jika bayi tidak buang air besar lebih dari 3 hari, segera lakukan pijatan perut, senam bayi, dan perbaiki pola makannya. Apabila dalam 1-2 hari bayi belum buang air besar juga, segera bawa ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut. Konsultasikan pula ke dokter jika bayi tampak kesakitan saat buang air besar.

Menjaga pola makan bayi, aktivitas fisik, dan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk menjaga kelancaran buang air besar. Perhatikan pula tanda-tanda awal sembelit seperti buang air besar keras dan mengeluarkan feses hitam kehijauan.

Dengan mengenali penyebab dan mengatasi sedini mungkin, orang tua dapat mencegah bayi dari risiko konstipasi atau sembelit yang berkepanjangan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak demi kesehatan dan kenyamanan buang air besar bayi. Semoga artikel ini bermanfaat ya untuk menjaga kesehatan pencernaan si kecil!

Comments