Artikel Kesehatan

7 Penyebab Utama Bayi Baru Lahir Mengalami Penyakit Kuning

Ikterus atau lebih dikenal dengan penyakit kuning adalah kondisi di mana kulit dan bagian putih mata bayi tampak kekuningan. Penyakit ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi.

Penyakit kuning pada bayi baru lahir sebenarnya sangat umum terjadi. Diperkirakan sekitar 60% bayi baru lahir akan mengalaminya, terutama pada hari-hari pertama setelah dilahirkan.

Meski begitu, orangtua tetap perlu waspada karena beberapa kasus bisa berkembang menjadi sangat serius jika tidak ditangani dengan benar. Makanya penting untuk mengetahui penyebab utama bayi bisa mengalami penyakit kuning ini.

Pendahuluan tentang Penyakit Kuning pada Bayi

Sebelum bahas lebih lanjut soal penyebabnya, ada baiknya kita pahami dulu apa itu penyakit kuning pada bayi baru lahir.

Penyakit kuning disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi. Bilirubin sendiri adalah hasil sampingan dari pemecahan sel darah merah.

Saat sel darah merah rusak, zat warna merah dalam sel darah merah yang disebut hemoglobin akan diuraikan menjadi bilirubin. Bilirubin ini kemudian dibawa ke hati untuk dikeluarkan dari tubuh melalui feses dan urine.

Masalahnya, organ hati dan sistem pencernaan bayi baru lahir biasanya belum berfungsi sempurna. Makanya bilirubin cenderung terakumulasi dan kadarnya jadi tinggi dalam darah bayi.

Kadar bilirubin yang tinggi inilah yang bisa membuat kulit dan bagian putih mata bayi terlihat kekuningan. Itulah yang disebut dengan penyakit kuning atau ikterus neonatorum.

Umumnya penyakit kuning pada bayi baru lahir tidak berbahaya. Kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari saat fungsi hati dan sistem pencernaan bayi sudah berjalan normal.

Namun, ada kalanya penyakit kuning bisa menjadi masalah serius jika kadar bilirubin dalam darah sangat tinggi, atau jika ada penyebab lain di balik kondisi tersebut.

Nah, berikut ini adalah 7 penyebab utama yang bisa membuat bayi baru lahir mengalami penyakit kuning.

1. Kadar Bilirubin yang Sangat Tinggi

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit kuning disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin dalam darah bayi. Semakin tinggi kadarnya, warna kulit dan mata bayi juga akan semakin kuning.

Pada kadar normal, bilirubin tidak berbahaya bagi bayi. Tapi jika kadarnya sangat tinggi, bilirubin bisa menumpuk di otak dan menyebabkan kernicterus.

Kernicterus adalah kondisi di mana bilirubin merusak jaringan otak. Komplikasi ini bisa menimbulkan gejala seperti kejang-kejang, hingga cacat neurologis permanen seperti cerebral palsy, gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan.

Oleh karena itu, jika warna kuning pada kulit dan mata bayi terlihat sangat pekat, segera bawa ke dokter agar bilirubinnya bisa segera diturunkan sebelum menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

2. Kelainan Sel Darah Merah Bayi

Beberapa kondisi yang menyebabkan sel darah merah abnormal sehingga memproduksi bilirubin berlebih antara lain:

  • Hemolisis. Kondisi di mana sel darah merah pecah dengan cepat. Hal ini bisa terjadi karena infeksi, kelainan bawaan, atau karena transfusi darah tidak cocok.

  • Defisiensi G6PD. Merupakan kelainan genetik yang menyebabkan sel darah merah mudah rusak saat terpapar zat-zat tertentu.

  • Thalassemia. Kelainan pembentukan hemoglobin yang juga bersifat genetik.

  • Inkompatibilitas golongan darah. Terjadi jika golongan darah ibu dan bayi tidak sama, sehingga sel darah merah bayi bisa dihancurkan.

  • Sferositosis. Kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal sehingga mudah rusak.

Pada bayi dengan kelainan sel darah merah, jumlah sel darah merah yang rusak jadi lebih banyak sehingga kadar bilirubin pun ikut meningkat. Kadar bilirubin yang sangat tinggi berisiko menimbulkan kernicterus.

Oleh karena itu, jika diduga bayi menderita kelainan darah bawaan, sebaiknya ditangani sejak dini agar tidak berkembang menjadi penyakit kuning yang berbahaya.

3. Bayi Lahir Prematur

Bayi prematur atau bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kuning.

Hal ini karena organ tubuh bayi prematur, termasuk hati dan sistem pencernaan, biasanya belum berkembang sempurna. Akibatnya, bayi prematur kesulitan mengeluarkan bilirubin dari dalam tubuh.

Selain itu, bayi prematur juga cenderung mengalami hemolisis atau pecahnya sel darah merah dengan cepat. Ini menyebabkan produksi bilirubin yang berlebihan.

Kadar bilirubin yang sangat tinggi pada bayi prematur sangat berbahaya karena bisa merusak otak yang masih berkembang. Oleh karena itu, penyakit kuning pada bayi prematur harus segera ditangani agar tidak berakibat fatal.

4. Bayi Sulit Mengonsumsi ASI

Pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan pada bayi baru lahir, termasuk yang mengalami penyakit kuning. Namun jika bayi kesulitan menyusu, kondisinya bisa memburuk.

ASI mengandung zat antitoksik yang membantu tubuh mengeluarkan bilirubin. Jika bayi tidak mendapat cukup ASI, bilirubin cenderung terakumulasi dan kadarnya meningkat.

Selain itu ASI juga membantu mengeluarkan mekonium atau feses pertama bayi yang berwarna hitam kehijauan. Jika bayi sulit buang air besar, mekonium akan lebih lama berada di usus dan bisa menyebabkan penyakit kuning bertambah parah.

Beberapa penyebab bayi baru lahir sulit menyusu antara lain:

  • Stamina bayi yang lemah karena lahir prematur atau berat badan lahir rendah.

  • Refleks menghisap yang belum berkembang sempurna.

  • Kelainan pada mulut bayi seperti bibir sumbing atau lidah pendek yang menyulitkan proses menyusu.

  • Produksi ASI ibu yang belum lancar.

Jika bayi sulit mengonsumsi ASI, sebaiknya segera dibantu dengan teknik menyusui yang benar agar penyakit kuning tidak semakin parah.

5. Masalah pada Sistem Pencernaan Bayi

Beberapa di antaranya adalah:

  • Atresia bilier. Kondisi di mana saluran empedu bayi mengalami gangguan atau bahkan tertutup total sehingga empedu tidak bisa mengalir dari hati ke usus. Akibatnya bilirubin tidak tereliminasi dan kadarnya meningkat.

  • Malrotasi usus. Kelainan posisi usus bayi yang bisa menghambat eliminasi mekonium dan feses pertama bayi.

  • Hirschsprung disease. Kelainan di mana sebagian usus bayi tidak memiliki sel saraf. Ini menyebabkan gangguan pergerakan usus dan buang air besar.

Kondisi-kondisi di atas menyebabkan bilirubin dan mekonium tidak bisa diekskresikan dengan baik dari tubuh bayi. Keduanya kemudian diserap kembali ke dalam darah dan memicu peningkatan bilirubin.

Jika diduga ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter ahli bedah anak agar bisa ditangani dengan tepat.

6. Infeksi Bakteri atau Virus

Infeksi bakteri atau virus pada bayi baru lahir juga bisa memicu timbulnya penyakit kuning.

Beberapa jenis infeksi yang sering menyebabkan penyakit kuning antara lain sepsis, hepatitis, sifilis kongenital, rubella, dan lainnya.

Infeksi ini bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan organ tubuh termasuk hati. Akibatnya hati tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dalam mengeluarkan bilirubin.

Selain itu, infeksi juga bisa menyebabkan pecahnya sel darah merah dalam jumlah besar sehingga produksi bilirubin pun meningkat.

Oleh karena itu, jika bayi menunjukkan gejala infeksi seperti demam, lemas, sesak napas, atau diare, segera bawa ke dokter untuk diperiksa dan diobati.

7. Perdarahan Internal pada Bayi

Perdarahan internal yang terjadi pada bayi, baik sebelum, saat, atau setelah lahir juga bisa menjadi penyebab penyakit kuning.

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan internal antara lain:

  • Solusio plasenta, yaitu lepasnya plasenta dari rahim sebelum waktunya.

  • Tali pusat terjepit saat lahir.

  • Lahir dengan bantuan alat seperti vakum atau forsep.

  • Cedera bawaan akibat proses persalinan yang sulit.

Darah yang keluar akibat perdarahan internal akan diuraikan menjadi bilirubin. Jika jumlahnya besar, kadar bilirubin pun ikut meningkat.

Gejala perdarahan internal antara lain bayi tampak pucat, lemas, sesak napas, denyut jantung cepat, hingga syok. Jika dicurigai bayi mengalami perdarahan internal, segera bawa ke rumah sakit untuk penanganan darurat.

Nah, itu dia 7 penyebab utama yang bisa membuat bayi baru lahir mengalami penyakit kuning atau ikterus neonatorum.

Sebagian besar kasus memang sembuh dengan sendirinya. Tapi jika penyebabnya salah satu kondisi di atas, penyakit kuning bisa berkembang menjadi sangat serius.

Oleh karena itu, perhatikan baik-baik gejala bayi. Jika penyakit kuning disertai gejala mengkhawatirkan lain, segera bawa ke dokter agar bisa ditangani dengan tepat. Semoga informasi ini bisa berguna untuk ibu baru!

Comments